JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan kinerja positif pada sektor pembiayaan perumahan atau bisnis griya di kuartal pertama tahun 2025. Total pembiayaan perumahan mencapai Rp 58,03 triliun, tumbuh sebesar 8,63 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ini menjadi sinyal kuat bahwa minat masyarakat terhadap pembiayaan berbasis prinsip syariah semakin tinggi, terutama di kalangan generasi muda seperti generasi Z dan milenial. Segmen usia ini menjadi target strategis BSI untuk memperluas penetrasi pembiayaan konsumer, khususnya pada sektor perumahan.
Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna, mengungkapkan bahwa kontribusi terbesar dari pertumbuhan pembiayaan ini berasal dari permintaan rumah baru, termasuk pembiayaan indent dan renovasi rumah.
"Pertumbuhan pembiayaan griya didominasi oleh segmen rumah baru, baik yang sudah siap huni maupun rumah indent. Ini menandakan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap sistem pembiayaan syariah cukup kuat, khususnya generasi muda di kota-kota besar yang mulai merintis kepemilikan rumah," jelas Anton dalam keterangan resminya, Kamis 8 Mei 2025.
Gen Z dan Milenial Jadi Pangsa Pasar Potensial
BSI melihat bahwa generasi Z dan milenial memiliki potensi besar dalam menggerakkan sektor properti nasional. Kelompok ini dikenal memiliki aspirasi kuat untuk memiliki rumah sendiri, meski tantangan seperti keterjangkauan harga dan ketersediaan lahan di kota besar masih menjadi persoalan klasik.
Anton menjelaskan, BSI hadir dengan skema pembiayaan yang adaptif terhadap kebutuhan generasi muda, seperti tenor panjang, margin kompetitif, serta kemudahan dalam proses pengajuan.
"Kami memahami kebutuhan dan pola pikir gen Z dan milenial yang lebih digital-savvy dan menginginkan proses yang praktis. Oleh karena itu, BSI terus berinovasi dalam hal digitalisasi layanan pembiayaan griya," kata Anton.
Fokus di Kota-Kota Besar
Penyebaran pembiayaan perumahan BSI tercatat dominan di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, dan Makassar. Di wilayah-wilayah tersebut, tren permintaan rumah tapak dan rumah susun (apartemen) menunjukkan kenaikan signifikan.
BSI juga menjalin kerja sama strategis dengan sejumlah pengembang properti nasional dan lokal, guna menyediakan pilihan rumah yang sesuai dengan prinsip syariah dan kebutuhan konsumen muda. Kolaborasi ini memungkinkan BSI memberikan paket pembiayaan yang kompetitif dan fleksibel.
"Kami ingin menjadi mitra utama masyarakat dalam mewujudkan kepemilikan rumah yang sesuai prinsip syariah. Oleh karena itu, kami selektif dalam memilih mitra pengembang agar produk yang ditawarkan benar-benar berkualitas dan sesuai dengan prinsip muamalah," tambah Anton.
Inovasi Digital Percepat Layanan
Seiring dengan tren digitalisasi perbankan, BSI terus memperkuat kanal digital dalam proses pengajuan dan persetujuan pembiayaan. Layanan digital seperti e-form, simulasi pembiayaan online, hingga integrasi dengan aplikasi properti memungkinkan calon nasabah mengakses layanan tanpa harus datang langsung ke kantor cabang.
"Digitalisasi adalah kunci efisiensi dan kenyamanan bagi nasabah. Kami ingin menciptakan pengalaman layanan yang seamless dan efisien, tanpa mengorbankan prinsip syariah yang kami junjung tinggi," kata Anton.
Transformasi ini pun mendapat respon positif dari pasar. Banyak nasabah baru, khususnya yang berusia antara 25 hingga 35 tahun, merasa terbantu dengan proses digital yang lebih cepat dan transparan.
Komitmen terhadap Prinsip Syariah dan Keberlanjutan
BSI menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat layanan perbankan syariah yang inklusif dan berkelanjutan. Dalam pembiayaan griya, BSI mengedepankan prinsip akad murabahah dan ijarah muntahiyah bit tamlik, yang dinilai lebih adil dan transparan dibandingkan sistem konvensional.
"Sistem syariah tidak hanya soal bebas riba, tapi juga soal keadilan, transparansi, dan keberlanjutan. Kami ingin menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang ingin memiliki rumah dengan cara yang halal dan berkah," ucap Anton.
BSI juga turut mendukung program pemerintah dalam penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat melalui program FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) syariah. Program ini menjadi salah satu kanal penting dalam memberikan akses pembiayaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Target Pertumbuhan dan Strategi 2025
Untuk sisa tahun 2025, BSI menargetkan pertumbuhan pembiayaan griya yang konsisten di atas 10 persen. Strategi utama meliputi ekspansi ke wilayah-wilayah baru yang belum tergarap secara maksimal, penguatan kerja sama dengan pengembang, serta peningkatan kualitas layanan digital.
"Kami optimistis dapat terus tumbuh seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pembiayaan syariah. Fokus kami tetap pada layanan terbaik, transparan, dan mudah dijangkau oleh semua lapisan masyarakat," tutur Anton.
Dengan tren kenaikan ini, BSI mempertegas posisinya sebagai bank syariah terbesar di Indonesia yang tidak hanya fokus pada aspek finansial, tetapi juga pada nilai-nilai keberkahan dan keadilan dalam setiap produk dan layanan yang diberikan.
Pertumbuhan pembiayaan perumahan BSI sebesar 8,63 persen hingga kuartal I 2025 menandakan optimisme sektor properti berbasis syariah di tengah dinamika pasar. Dengan menyasar segmen gen Z dan milenial, memperluas kerja sama dengan pengembang, serta mengoptimalkan layanan digital, BSI berupaya menjawab tantangan sekaligus menciptakan peluang dalam mewujudkan hunian berkualitas bagi generasi masa depan.
"Kami percaya bahwa rumah bukan hanya tempat tinggal, tapi juga awal dari kehidupan yang penuh keberkahan. BSI akan terus menjadi bagian dari perjalanan itu," pungkas Anton Sukarna.