JAKARTA - Upaya menuju kemandirian energi berbasis sumber daya alam terbarukan kembali menunjukkan kemajuan signifikan di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Bupati Malinau, Wempi W. Mawa, secara resmi menandatangani nota kesepakatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Sungai Malinau, Kecamatan Malinau Selatan Hulu. Penandatanganan tersebut dilakukan bersama PT Anugerah Hijau Powerindo di Ruang Intulun, Kantor Bupati Malinau, Jumat 9 Mei 2025.
Penandatanganan kesepakatan ini menjadi tonggak penting dalam peralihan Kabupaten Malinau menuju penggunaan energi bersih dan berkelanjutan. Acara tersebut dihadiri oleh jajaran Pemerintah Kabupaten Malinau serta pihak manajemen PT Anugerah Hijau Powerindo, termasuk Komisaris Utama Sarjan Tahir dan Direktur Utama Agus Sutanto.
PLTA Sungai Malinau, Bagian dari Proyek Strategis Nasional
Dalam sambutannya, Bupati Wempi menggarisbawahi pentingnya pembangunan PLTA sebagai langkah strategis daerah dalam mendukung program transisi energi bersih nasional. Ia menekankan bahwa proyek ini sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan yang telah dicanangkan pemerintah pusat, sekaligus menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Pembangunan PLTA merupakan pilihan strategis yang ramah lingkungan dan sejalan dengan komitmen pembangunan berkelanjutan. Ini juga menjadi bagian dari proyek strategis nasional, yang akan memberikan dampak positif terhadap ekonomi daerah serta membuka lapangan kerja bagi masyarakat,” jelas Bupati Wempi.
Bupati menambahkan bahwa Kabupaten Malinau memiliki luas wilayah sekitar 38.000 km², dengan 92 persen di antaranya merupakan kawasan hutan. Kondisi geografis ini, menurutnya, menghadirkan tantangan tersendiri dalam memaksimalkan potensi sumber daya alam, terutama karena keterbatasan kewenangan daerah dalam pengelolaan kawasan hutan yang sebagian besar menjadi kewenangan pemerintah pusat.
Dorongan Ekonomi Hijau dan Energi Terbarukan
Penandatanganan kesepakatan ini menunjukkan keseriusan Pemerintah Kabupaten Malinau dalam memanfaatkan potensi sumber daya air sebagai solusi energi berkelanjutan. PLTA Sungai Malinau nantinya tidak hanya akan menyediakan energi listrik ramah lingkungan, tetapi juga membuka jalan bagi lahirnya industri hijau dan meningkatkan perekonomian lokal.
Menurut Direktur PT Anugerah Hijau Powerindo, Agus Sutanto, pembangunan PLTA ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan listrik masyarakat sekaligus mendukung sistem kelistrikan nasional. Ia menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Malinau terhadap proyek ini.
“Kami berkomitmen untuk membangun PLTA yang bukan hanya andal secara teknis, tapi juga mengedepankan prinsip keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat lokal. Ini bukan hanya soal listrik, tapi soal bagaimana energi bersih bisa membawa perubahan nyata bagi daerah,” tutur Agus Sutanto.
Senada dengan Agus, Komisaris Utama PT Anugerah Hijau Powerindo, Sarjan Tahir, juga menyampaikan bahwa proyek ini akan melibatkan tenaga kerja lokal dalam proses konstruksi hingga operasional, guna menciptakan efek berganda (multiplier effect) terhadap perekonomian setempat.
Komitmen Jangka Panjang untuk Keseimbangan Ekologi
Bupati Wempi menyebutkan bahwa proyek PLTA ini juga menjadi wujud nyata dari komitmen pemerintah daerah dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan. Ia mengajak semua pihak, baik swasta maupun masyarakat, untuk bersinergi dalam menciptakan ekosistem pembangunan yang harmonis dengan alam.
“Dengan kondisi 92 persen wilayah kami yang merupakan hutan, kami harus cermat dalam setiap rencana pembangunan. PLTA adalah bentuk pemanfaatan sumber daya yang tepat karena tidak merusak ekosistem, tetapi justru mengelolanya untuk kebaikan bersama,” kata Wempi.
Ia menambahkan bahwa keterlibatan masyarakat akan menjadi kunci sukses dalam proyek ini. Pemerintah daerah akan memastikan bahwa masyarakat mendapatkan informasi yang cukup dan dilibatkan dalam berbagai tahapan, mulai dari perencanaan hingga implementasi.
Efek Domino Bagi Pembangunan Wilayah
Keberadaan PLTA Sungai Malinau diprediksi akan memberikan dampak domino terhadap pembangunan wilayah sekitar. Selain meningkatkan pasokan listrik, proyek ini akan mendorong masuknya investasi, memperkuat infrastruktur, serta meningkatkan aksesibilitas masyarakat di wilayah pedalaman.
PLTA juga akan mendukung pengembangan sektor-sektor lain, seperti pertanian, perikanan, dan pariwisata, yang sangat bergantung pada ketersediaan energi. Dengan adanya listrik yang stabil dan berkelanjutan, pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) pun dapat lebih produktif dan berkembang.
Direktur Agus Sutanto menyebutkan bahwa pihaknya telah menyiapkan program pengembangan masyarakat (community development) yang akan dijalankan seiring dengan pembangunan PLTA.
“Kami tidak hanya hadir sebagai penyedia listrik, tapi juga sebagai mitra pembangunan masyarakat. Melalui program pelatihan, pemberdayaan ekonomi lokal, dan penguatan kapasitas SDM, kami ingin memastikan proyek ini memberikan manfaat jangka panjang,” ucapnya.
Sinergi Pemerintah dan Swasta
Penandatanganan kesepakatan ini menjadi simbol kuat dari pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Kerja sama ini mencerminkan semangat gotong royong dalam mengatasi tantangan energi dan lingkungan, khususnya di wilayah yang memiliki keterbatasan akses seperti Malinau.
Bupati Wempi berharap proyek PLTA ini dapat menjadi contoh sukses bagi daerah lain yang memiliki potensi sumber daya air namun masih belum tergarap maksimal. Ia juga berjanji akan terus mengawal proyek ini hingga selesai dan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat.
“Ini bukan hanya proyek energi, tapi proyek masa depan. Kita sedang membangun fondasi baru untuk generasi mendatang yang lebih hijau, lebih mandiri, dan lebih berdaya,” tegas Wempi.
Menuju Masa Depan Energi Bersih
Dengan ditandatanganinya kesepakatan pembangunan PLTA Sungai Malinau, Kabupaten Malinau kini resmi menapaki jalur menuju masa depan energi bersih dan berkelanjutan. Proyek ini diharapkan menjadi pionir transformasi energi di Kalimantan Utara dan mendorong wilayah lain untuk mengikuti jejak serupa.
Sebagaimana yang ditegaskan oleh para pihak, keberhasilan proyek ini bukan hanya akan dinilai dari sisi teknis, tetapi juga dari seberapa besar kontribusinya terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.