Pertambangan

Realisasi Investasi Sulawesi Selatan Tembus Rp3,9 Triliun di Triwulan I 2025, Pertambangan dan Industri Makanan Mendominasi

Realisasi Investasi Sulawesi Selatan Tembus Rp3,9 Triliun di Triwulan I 2025, Pertambangan dan Industri Makanan Mendominasi

Provinsi Sulawesi Selatan mencatatkan capaian positif dalam realisasi investasi selama Triwulan I tahun 2025. Berdasarkan data dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sulsel, total nilai investasi yang masuk mencapai Rp3,932 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kepala DPMPTSP Provinsi Sulsel, Asrul Sani, menyampaikan bahwa dari total investasi tersebut, Penanaman Modal Asing (PMA) menyumbang Rp1,511 triliun, sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berkontribusi sebesar Rp2,424 triliun.

"Secara year-on-year, dibandingkan dengan realisasi investasi di triwulan pertama tahun sebelumnya, kita mengalami peningkatan sebesar 56,84 persen atau setara dengan Rp1,425 triliun," ungkap Asrul Sani dalam konferensi pers di Kantor Gubernur Sulsel, Kamis 8 Mei 2025.

Kenaikan ini disebut merupakan hasil dari upaya intensif pemerintah provinsi dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif, termasuk melalui percepatan perizinan, penyediaan infrastruktur dasar, serta promosi investasi yang dilakukan secara terintegrasi.

Sektor pertambangan dan industri makanan menjadi penyumbang terbesar dalam struktur investasi Sulsel pada awal tahun ini. Keduanya mencerminkan keunggulan kompetitif daerah baik dari sisi sumber daya alam maupun potensi pengolahan produk pertanian dan perikanan.

"Kita melihat tren yang konsisten bahwa sektor pertambangan tetap menjadi daya tarik utama bagi investor, terutama yang berkaitan dengan mineral logam dan non-logam. Selain itu, industri makanan juga menunjukkan peningkatan karena banyaknya investor yang melihat potensi pasar domestik dan ekspor dari produk-produk lokal Sulawesi Selatan," jelas Asrul.

Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa dari sisi serapan tenaga kerja, investasi yang terealisasi pada triwulan pertama ini telah menciptakan lapangan kerja bagi 5.394 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) serta 218 Tenaga Kerja Asing (TKA).

"Kami terus mendorong agar investasi yang masuk tidak hanya mengejar nilai ekonomi, tetapi juga berdampak langsung pada penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat lokal," tegasnya.

Kota Makassar, Kabupaten Maros, dan Kabupaten Luwu Timur tercatat sebagai wilayah dengan realisasi investasi tertinggi di provinsi tersebut. Wilayah-wilayah ini dinilai memiliki dukungan infrastruktur yang baik, kedekatan dengan pusat logistik, serta akses yang mudah ke pelabuhan dan kawasan industri.

Pemerintah Provinsi Sulsel menargetkan untuk terus meningkatkan nilai investasi hingga akhir tahun 2025, sejalan dengan arahan nasional untuk memperkuat kontribusi sektor investasi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

"Target kita tidak hanya peningkatan nilai investasi, tetapi juga keberlanjutan proyek-proyek yang masuk agar memberikan efek domino bagi pertumbuhan ekonomi lokal, termasuk sektor UMKM dan ekonomi kreatif," ujar Asrul Sani.

Ia menambahkan bahwa pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mempertahankan tren positif ini, di antaranya dengan memperluas digitalisasi layanan perizinan, peningkatan transparansi informasi proyek strategis daerah, serta kerja sama dengan instansi pusat dan mitra internasional.

Peningkatan realisasi investasi ini juga sejalan dengan perbaikan indikator kemudahan berusaha (Ease of Doing Business/EoDB) di Sulawesi Selatan. Pelaku usaha kini dapat mengakses layanan perizinan lebih cepat dan efisien melalui sistem OSS (Online Single Submission) yang telah terintegrasi dengan sistem pemerintah pusat.

"Kami optimistis bahwa dengan sistem pelayanan digital yang semakin baik, ditambah dengan komitmen pemerintah daerah dalam memberi kepastian hukum dan keamanan investasi, Sulawesi Selatan akan terus menjadi destinasi menarik bagi investor," tutup Asrul.

Dengan performa gemilang di kuartal pertama 2025, Sulawesi Selatan menunjukkan daya tarik kuat sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan Indonesia Timur. Fokus pada sektor-sektor strategis, efisiensi birokrasi, serta perbaikan iklim investasi menjadi kunci utama yang membawa provinsi ini menuju kinerja ekonomi yang lebih tangguh dan inklusif ke depannya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index