JAKARTA - Sukamakmur, salah satu kecamatan di Kabupaten Bogor yang dahulu dikenal dengan panorama alamnya yang asri, kini tengah mengalami perubahan besar. Kawasan yang dulunya menawarkan pemandangan hijau dari hamparan persawahan dan perbukitan, terutama di sepanjang ruas Jalan Citeureup - Sukamakmur, mulai beralih fungsi menjadi deretan perumahan baru.
Transformasi wajah Sukamakmur ini tidak lagi sekadar rencana, tetapi sudah berlangsung secara masif. Jika sebelumnya pengendara yang melintasi jalan tersebut akan disambut dengan jalanan berkelok dikelilingi hamparan sawah hijau dan bukit yang menyejukkan mata, kini pandangan tersebut mulai berganti dengan sederet bangunan perumahan yang terus bertambah.
Salah satu wilayah yang paling terlihat perubahan drastisnya adalah Desa Pabuaran, Kecamatan Sukamakmur. Desa yang berada di kawasan Puncak Dua tersebut kini menjadi titik berkembangnya pembangunan perumahan yang sangat signifikan.
"Pembangunan perumahan di Sukamakmur ini memang semakin masif dalam beberapa tahun terakhir. Dulu, kawasan ini dikenal dengan keasrian alamnya, terutama persawahan yang terbentang luas. Sekarang, sawah-sawah tersebut mulai banyak yang dialihfungsikan untuk proyek perumahan," ungkap salah seorang warga setempat, Ahmad Supriadi, yang sudah bermukim di kawasan tersebut selama lebih dari dua dekade.
Menurut Ahmad, perubahan ini mulai terasa sejak sekitar tiga tahun terakhir, ketika geliat pembangunan infrastruktur dan perumahan mulai masuk ke Sukamakmur. Proyek pembangunan jalan dan fasilitas umum lainnya membuat kawasan ini semakin menarik bagi para pengembang properti.
“Dulu, kalau lewat sini kita lihat pemandangan sawah dan bukit. Sekarang, hampir tiap bulan ada saja pembangunan perumahan baru. Bahkan di Desa Pabuaran ini, hampir separuh lahan sawah sudah berubah jadi kompleks perumahan,” tambahnya.
Daya Tarik Sukamakmur bagi Pengembang
Kawasan Sukamakmur, terutama Desa Pabuaran, memang memiliki daya tarik tersendiri bagi para pengembang properti. Lokasinya yang strategis di kawasan Puncak Dua membuatnya menjadi incaran para pencari hunian dengan harga yang relatif lebih terjangkau dibanding kawasan Puncak lainnya.
Selain itu, infrastruktur jalan yang mulai membaik juga menjadi salah satu faktor pendorong utama. Akses dari Citeureup menuju Sukamakmur kini semakin mudah, sehingga memudahkan mobilitas warga yang bekerja di kawasan Bogor maupun Jakarta.
“Dengan perbaikan akses jalan dan fasilitas umum yang memadai, Sukamakmur mulai dilirik sebagai lokasi ideal untuk pengembangan perumahan skala menengah ke bawah. Selain pemandangan alam yang masih relatif asri, harga lahan di sini juga masih cukup kompetitif,” ujar perwakilan dari salah satu pengembang perumahan di kawasan tersebut, Hendra Wijaya.
Hendra menambahkan, pihaknya tertarik mengembangkan perumahan di Sukamakmur karena permintaan pasar yang terus meningkat, khususnya dari masyarakat yang mencari alternatif hunian di sekitar Bogor.
“Kami melihat potensi besar di Sukamakmur, terutama bagi keluarga muda yang ingin memiliki rumah sendiri dengan harga yang terjangkau namun tetap dekat dengan kawasan penunjang aktivitas sehari-hari,” jelas Hendra.
Dampak Perubahan bagi Lingkungan dan Warga Lokal
Namun, masifnya pembangunan perumahan di Sukamakmur juga memunculkan kekhawatiran di kalangan warga setempat. Perubahan fungsi lahan yang begitu cepat dikhawatirkan akan berdampak pada keseimbangan lingkungan dan ketahanan pangan lokal.
“Sawah-sawah yang dulu menjadi sumber penghasilan kami sebagai petani sekarang mulai menghilang. Kami khawatir, jika pembangunan ini tidak dikendalikan dengan baik, ke depannya bisa terjadi krisis lahan produktif di Sukamakmur,” ungkap Neni Kartikasari, seorang petani asal Desa Pabuaran.
Neni menambahkan, meski sebagian warga menyambut baik pembangunan karena membuka peluang usaha baru, seperti warung makan dan toko bahan bangunan, namun sebagian lainnya justru resah karena kehilangan lahan garapan.
Menanggapi hal ini, Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Bogor menyatakan akan terus melakukan pengawasan ketat terhadap alih fungsi lahan di Sukamakmur.
“Kami menyadari adanya perubahan signifikan di kawasan Sukamakmur, terutama dengan semakin masifnya pembangunan perumahan. Namun, kami juga berkomitmen untuk tetap menjaga keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan,” jelas Kepala DPKPP Kabupaten Bogor, Syarifah Nuraini.
Menurut Syarifah, pihaknya akan melakukan kajian mendalam terkait tata ruang dan wilayah Sukamakmur agar pembangunan berjalan seimbang. "Tidak bisa dipungkiri, kebutuhan hunian di Kabupaten Bogor sangat tinggi, tetapi kami tetap mengedepankan prinsip pembangunan berkelanjutan," katanya.
Masa Depan Sukamakmur: Kawasan Hunian Baru Kabupaten Bogor
Dengan pesatnya pembangunan yang terjadi, Sukamakmur diprediksi akan menjadi salah satu kawasan hunian unggulan di Kabupaten Bogor dalam beberapa tahun ke depan. Berbagai fasilitas penunjang seperti sekolah, pusat perbelanjaan, hingga ruang terbuka hijau mulai direncanakan oleh pengembang maupun pemerintah daerah.
“Harapan kami, Sukamakmur tidak hanya berkembang menjadi kawasan perumahan saja, tetapi juga menjadi wilayah yang memiliki fasilitas umum memadai untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” tambah Hendra Wijaya.
Sementara itu, bagi warga lokal seperti Ahmad Supriadi, ia berharap pembangunan yang berjalan dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat tanpa harus mengorbankan kelestarian alam.
“Kami ingin pembangunan ini membawa kebaikan, bukan hanya untuk pendatang, tapi juga untuk warga lama yang sudah puluhan tahun tinggal di sini,” pungkas Ahmad.
Dengan berbagai perkembangan yang terjadi, Sukamakmur memang tengah berada di titik perubahan besar. Kawasan yang dulunya dikenal dengan keindahan alamnya, kini bersiap menyambut masa depan sebagai salah satu sentra perumahan baru di Kabupaten Bogor.