JAKARTA - Kabar baik datang bagi warga Kota Semarang dan sekitarnya. Memasuki pertengahan April 2025, harga bahan bakar minyak (BBM) di wilayah ini resmi mengalami penurunan signifikan. PT Pertamina (Persero) mengumumkan penyesuaian harga terbaru untuk produk BBM nonsubsidi, yang berlaku efektif sejak Minggu, 14 April 2025. Khusus untuk Kota Semarang, penurunan harga mencapai Rp700 per liter untuk jenis Pertamax dan Pertalite, membuat masyarakat tersenyum lega.
Kota Semarang, yang juga merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah, menjadi salah satu daerah yang paling merasakan manfaat dari kebijakan ini. Langkah strategis Pertamina ini dinilai mampu memberikan angin segar bagi daya beli masyarakat serta meringankan beban biaya transportasi sehari-hari, terutama di tengah berbagai dinamika harga kebutuhan pokok.
Penurunan harga ini diumumkan pertama kali oleh Pertamina pada akhir Maret 2025, tepatnya tanggal 29 Maret, dan mulai dirasakan langsung manfaatnya di bulan April. Dengan adanya penyesuaian ini, harga Pertamax yang sebelumnya dibanderol di kisaran Rp13.900 per liter, kini turun menjadi sekitar Rp13.200 per liter. Sementara itu, harga Pertalite mengalami penurunan serupa, memberikan keringanan signifikan bagi masyarakat pengguna kendaraan roda dua maupun roda empat.
"Alhamdulillah, harga BBM turun. Tentu kami sebagai pengguna kendaraan pribadi merasa terbantu, apalagi kebutuhan mobilitas di Kota Semarang cukup tinggi," ujar Rizal Setiawan, salah seorang warga Semarang yang ditemui di SPBU Jalan Pemuda, Minggu pagi 13 April 2025.
PT Pertamina (Persero) dalam keterangannya menegaskan bahwa penyesuaian harga ini dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk fluktuasi harga minyak mentah dunia serta nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Langkah ini juga merupakan bagian dari komitmen Pertamina untuk terus menjaga stabilitas harga energi di dalam negeri, serta memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.
"Penyesuaian harga ini merupakan bentuk respons Pertamina terhadap dinamika pasar global, sekaligus upaya untuk memberikan layanan terbaik bagi konsumen di seluruh Indonesia, termasuk Kota Semarang," ungkap Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication Pertamina.
Lebih lanjut, Fadjar menjelaskan bahwa kebijakan penurunan harga tidak hanya berlaku di Semarang, tetapi juga di beberapa wilayah lain di Indonesia. Namun, Kota Semarang menjadi salah satu yang paling mencolok karena dampak penurunan harga yang signifikan, serta tingginya tingkat konsumsi BBM di wilayah tersebut.
"Semarang termasuk salah satu wilayah dengan konsumsi BBM yang cukup tinggi di Jawa Tengah. Dengan adanya penyesuaian ini, kami berharap bisa meringankan beban masyarakat sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi daerah," tambah Fadjar.
Di lapangan, suasana SPBU di Kota Semarang tampak lebih ramai dibandingkan hari biasanya. Antrean kendaraan mengular sejak pagi hari, namun tetap berjalan tertib. Para pengendara memanfaatkan momentum penurunan harga ini untuk mengisi penuh tangki kendaraan mereka.
"Saya senang sekali harga BBM turun. Setidaknya bisa menghemat pengeluaran harian, apalagi saya setiap hari antar jemput anak sekolah dan juga bekerja," tutur Rina Handayani, ibu rumah tangga asal Kecamatan Tembalang, Semarang.
Selain itu, kalangan pengemudi ojek online juga turut merasakan manfaatnya. Heri Santoso, salah satu driver ojek online, mengatakan bahwa penurunan harga BBM sangat berarti bagi penghasilannya yang bergantung pada jarak tempuh harian.
"Biasanya saya isi Pertalite Rp50.000 dapat sekian liter, sekarang dapat lebih banyak. Jadi, pengeluaran operasional lebih ringan. Lumayan buat tambah-tambah kebutuhan rumah," ujar Heri dengan senyum lebar.
Dampak positif dari penyesuaian harga BBM ini juga dirasakan oleh pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Semarang. Banyak dari mereka yang bergantung pada kendaraan untuk distribusi barang dagangan. Dengan biaya transportasi yang lebih hemat, pelaku UKM memiliki peluang untuk meningkatkan efisiensi operasional mereka.
Pengamat energi dari Universitas Diponegoro Semarang, Dr. Budi Santosa, menyebutkan bahwa langkah Pertamina ini sangat strategis dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah. Menurutnya, penurunan harga BBM bisa menjadi stimulus tambahan bagi pertumbuhan sektor riil.
"Penyesuaian harga BBM memberikan multiplier effect yang signifikan. Biaya distribusi logistik menurun, harga barang konsumsi bisa lebih terkendali, dan daya beli masyarakat meningkat. Ini kabar baik bagi perekonomian Kota Semarang," jelas Dr. Budi.
Meskipun demikian, Pertamina juga mengingatkan masyarakat untuk tetap menggunakan BBM sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan guna menjaga performa dan keawetan mesin. Pertamina juga terus mendorong penggunaan BBM berkualitas dan ramah lingkungan.
"Selain mempertimbangkan faktor harga, kami juga berharap konsumen semakin sadar akan pentingnya memilih BBM berkualitas demi menjaga kinerja kendaraan serta lingkungan yang lebih bersih," tambah Fadjar Djoko Santoso.
Untuk memastikan pelayanan terbaik, Pertamina telah menyiapkan stok BBM yang memadai di seluruh SPBU di Semarang dan sekitarnya. Konsumen pun tidak perlu khawatir akan ketersediaan BBM selama masa penyesuaian harga ini berlangsung.
Dengan penurunan harga BBM ini, harapan besar muncul dari berbagai lapisan masyarakat agar stabilitas harga energi dapat terus terjaga, bahkan jika memungkinkan, penyesuaian harga ke arah yang lebih terjangkau dapat terus dilakukan secara bertahap.
Sebagai informasi tambahan, berikut daftar harga terbaru BBM nonsubsidi di Kota Semarang per 14 April 2025:
- Pertamax: Rp13.200 per liter (sebelumnya Rp13.900)
- Pertalite: Penurunan sekitar Rp700 per liter dari harga sebelumnya
- Pertamax Turbo dan Dex Series: Disesuaikan mengikuti dinamika harga minyak global
Ke depan, Pertamina menegaskan akan terus memantau perkembangan harga minyak mentah internasional dan nilai tukar rupiah, serta melakukan evaluasi berkala untuk menentukan kebijakan harga BBM di dalam negeri.
"Kami berkomitmen untuk selalu hadir memberikan energi yang dapat dinikmati seluruh masyarakat Indonesia, dengan harga yang kompetitif dan pelayanan terbaik," pungkas Fadjar Djoko Santoso.
Dengan demikian, langkah penyesuaian harga BBM ini diharapkan tidak hanya memberikan keringanan bagi masyarakat, tetapi juga menjadi bagian dari upaya besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya di wilayah Jawa Tengah dan Kota Semarang.