JAKARTA - BNI Sekuritas memberikan pandangan terbaru mengenai pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Menurut analis BNI Sekuritas, Fanny Suherman, IHSG pada perdagangan kali ini diperkirakan bergerak dalam kisaran 8.000–8.200.
Meski ruang kenaikan tetap ada, Fanny menilai IHSG juga menghadapi potensi pelemahan. Hal ini membuat investor perlu mencermati faktor eksternal maupun domestik sebelum mengambil langkah transaksi.
Rentang Pergerakan yang Perlu Diwaspadai
Dalam riset harian, disebutkan bahwa batas bawah pergerakan IHSG berada pada kisaran 8.000–8.050. Sementara itu, batas atas diperkirakan mencapai 8.150–8.200, menunjukkan ruang fluktuasi yang relatif terbatas.
Kondisi ini mengindikasikan pasar masih rentan terhadap tekanan jual, terutama dari investor asing yang cenderung menunggu kepastian kebijakan global. Oleh sebab itu, sentimen dari luar negeri diprediksi tetap mendominasi arah pasar.
Pengaruh Sentimen Global terhadap IHSG
Salah satu faktor yang membebani pergerakan IHSG datang dari Amerika Serikat. Indeks-indeks utama Wall Street tercatat melemah setelah pernyataan terbaru dari Ketua The Fed, Jerome Powell.
Powell menegaskan bahwa The Fed harus menyeimbangkan dua hal krusial, yaitu mengendalikan inflasi dan mengantisipasi pelemahan pasar tenaga kerja. Pernyataan ini membuat pelaku pasar kembali berhati-hati.
Kinerja Wall Street Jadi Sorotan
Pada penutupan perdagangan terakhir, indeks Dow Jones Industrial Average tercatat melemah 0,19 persen. Indeks S&P 500 juga terkoreksi 0,55 persen, sementara Nasdaq Composite turun lebih dalam hingga 0,95 persen.
Tren pelemahan di Wall Street ini mencerminkan kekhawatiran investor global terhadap arah kebijakan moneter AS. Situasi tersebut menjadi salah satu faktor utama yang menekan pergerakan IHSG.
Dampak Kebijakan The Fed pada Pasar Domestik
Pernyataan Jerome Powell memberikan sinyal bahwa keputusan suku bunga mendatang akan sangat bergantung pada perkembangan inflasi dan kondisi ketenagakerjaan. Hal ini menambah ketidakpastian bagi pasar keuangan global.
Bagi Indonesia, keputusan The Fed berpotensi memengaruhi arus modal asing. Investor lokal pun diharapkan lebih berhati-hati dalam menghadapi volatilitas yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
Strategi Investor Menghadapi Kondisi Pasar
Dengan kondisi IHSG yang masih rawan terkoreksi, investor disarankan untuk mengedepankan strategi defensif. Pemilihan saham berbasis fundamental kuat dan sektor defensif bisa menjadi alternatif.
Selain itu, diversifikasi portofolio juga penting dilakukan guna mengurangi risiko. Sentimen global yang masih bergejolak membuat pasar domestik perlu lebih waspada terhadap potensi fluktuasi jangka pendek.