JAKARTA - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, mengungkapkan ide brilian dari Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Penasihat Khusus Presiden bidang Politik dan Keamanan, Wiranto, terkait pengembangan sektor perumahan. Dalam sebuah pertemuan yang diadakan pada Jumat 9 Mei 2025 di Jakarta, Ara – sapaan akrab Maruarar Sirait – menjelaskan bahwa kedua tokoh tersebut menyampaikan gagasan strategis yang diharapkan dapat mempercepat pencapaian Program 3 Juta Rumah yang menjadi prioritas nasional pemerintah.
Program 3 Juta Rumah adalah inisiatif pemerintah untuk memenuhi kebutuhan hunian yang layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Indonesia. Dalam rangka mendukung keberhasilan program ini, Ara menyebutkan bahwa ada langkah-langkah inovatif yang sedang digodok, salah satunya adalah pemanfaatan aset lahan milik negara yang saat ini terletak di kawasan strategis, khususnya lahan yang berada di atas Lembaga Pemasyarakatan (LP).
Menurut Ara, gagasan ini terinspirasi dari pemikiran Presiden Prabowo Subianto dan Wiranto yang melihat potensi besar dari lahan-lahan yang kini digunakan untuk fasilitas pemasyarakatan, seperti di Cipinang dan Salemba. Lahan-lahan tersebut, yang memiliki lokasi strategis dengan luas yang cukup besar, diyakini dapat disulap menjadi hunian yang layak bagi masyarakat. “Ini adalah ide brilian dari Pak Prabowo dan Pak Wiranto. Mereka melihat potensi besar dari lahan yang ada di sekitar Lembaga Pemasyarakatan. Lahan ini tidak hanya terletak di lokasi strategis, tetapi juga cukup luas untuk dikembangkan menjadi kawasan hunian yang nyaman dan terjangkau,” ujar Ara dalam pernyataannya setelah pertemuan tersebut.
Ara juga menjelaskan bahwa ide tersebut berfokus pada pemanfaatan aset milik negara yang belum optimal digunakan, terutama di kawasan perkotaan besar. Dengan kondisi lahan yang terbatas di kota-kota besar seperti Jakarta, pemanfaatan lahan LP ini bisa menjadi solusi untuk menghadirkan rumah yang layak bagi masyarakat dengan harga terjangkau.
Lebih lanjut, Maruarar Sirait menjelaskan bahwa program ini juga akan menyasar masyarakat dengan berbagai latar belakang, dari keluarga berpenghasilan rendah hingga pekerja informal yang kesulitan memiliki rumah sendiri. “Kami ingin memastikan bahwa rumah layak huni bisa dijangkau oleh semua kalangan. Kami akan mempercepat pembangunan perumahan di atas lahan LP yang strategis ini untuk menjawab kebutuhan tersebut,” tegas Ara.
Ara menambahkan bahwa pemanfaatan lahan LP ini bukan hanya sekadar solusi bagi permasalahan perumahan, tetapi juga akan memberikan dampak positif terhadap kehidupan sosial dan ekonomi di sekitar lokasi tersebut. Pembangunan perumahan di atas lahan ini dapat menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan akses terhadap fasilitas umum, serta mendukung percepatan pembangunan daerah. "Ini adalah bentuk transformasi lahan yang lebih produktif, yang tidak hanya menyediakan tempat tinggal, tetapi juga mendukung kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar,” lanjutnya.
Pertemuan yang diadakan di Kantor Satgas Perumahan Jakarta tersebut juga dihadiri oleh Ketua Satuan Tugas (Satgas) Perumahan, Hashim Djojohadikusumo, serta Kepala Danantara, Rosan Roeslani. Dalam kesempatan ini, mereka mendiskusikan langkah-langkah strategis yang dapat diterapkan untuk mempercepat implementasi Program 3 Juta Rumah, dengan memanfaatkan berbagai potensi yang ada, termasuk aset negara.
Hashim Djojohadikusumo, dalam kesempatan yang sama, menambahkan bahwa sektor perumahan merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi, terutama dalam konteks pemulihan pasca-pandemi. "Program 3 Juta Rumah bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan tempat tinggal, tetapi juga akan menciptakan banyak lapangan kerja dan menggerakkan sektor-sektor lainnya. Pembangunan perumahan akan mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor konstruksi dan industri terkait," jelas Hashim.
Pencapaian program ini juga diharapkan dapat meredakan krisis perumahan yang terjadi di banyak daerah, khususnya di kota-kota besar yang sering mengalami lonjakan permintaan rumah namun terbentur oleh keterbatasan lahan dan harga tanah yang tinggi. Dengan memanfaatkan lahan-lahan strategis milik negara seperti LP, pemerintah berharap dapat menghadirkan solusi yang lebih efektif.
Pemerintah sendiri, lanjut Ara, tengah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Kementerian Hukum dan HAM serta Kementerian Keuangan, untuk memastikan bahwa ide ini dapat diwujudkan dengan sebaik-baiknya. “Kami sedang menyusun berbagai regulasi dan kebijakan untuk mendukung realisasi proyek ini. Kerja sama antara kementerian dan lembaga terkait akan menjadi kunci sukses untuk mewujudkan perumahan yang terjangkau bagi masyarakat,” tambah Ara.
Menurutnya, dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat, ide ini dapat segera diimplementasikan dalam waktu dekat. Namun, tentu saja, ada berbagai tantangan yang harus dihadapi, mulai dari aspek regulasi, anggaran, hingga perencanaan teknis yang matang. "Kami akan bekerja keras untuk memastikan program ini dapat berjalan sesuai rencana, dengan tetap memperhatikan kualitas dan kelayakan tempat tinggal yang akan dibangun," kata Ara.
Selain itu, Ara menekankan pentingnya kolaborasi antara sektor publik dan swasta untuk mencapai tujuan Program 3 Juta Rumah. Pemerintah akan terus membuka ruang bagi pengembang dan investor yang tertarik untuk berpartisipasi dalam proyek besar ini. “Kami berharap sektor swasta dapat bergabung dalam program ini dengan berinvestasi pada pengembangan perumahan yang terjangkau, sehingga program ini dapat lebih cepat terlaksana,” ujar Ara.
Dengan adanya inovasi dalam pemanfaatan aset negara dan dukungan penuh dari para pemimpin negara, Program 3 Juta Rumah diharapkan dapat memberikan solusi jangka panjang terhadap masalah perumahan yang semakin kompleks di Indonesia. Langkah ini tidak hanya akan mempercepat pemenuhan kebutuhan hunian, tetapi juga memperkuat perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.